Setelah India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka, program smartphone harga terjangkau dari Google, Android One akhirnya menyambangi Indonesia. Google merangkul tiga mitra lokal, yaitu Evercoss, Nexian, dan Mito.
Yang menarik, ketiga ponsel pintar tersebut sudah menggunakan sistem operasi mobile Google yang terbaru, Android 5.1 atau yang dikenal dengan Android Lollipop. Android Lollipop merupakan versi Android paling cepat dan responsif saat ini, dengan kinerja hampir 2 kali lebih baik dari versi sebelumnya.
Sesuai misi program Android One untuk menyediakan ponsel harga terjangkau dengan spesifikasi yang mumpuni, ponsel-ponsel Android One akan dibanderol dengan harga miring. Di Indonesia, smartphone Android One diklaim akan dipasarkan dengan harga kurang dari Rp 1,4 juta.
"Selama ini banyak ponsel Android murah yang mengalami gangguan karena software dan hardwarenya tidak sinergi. Karena itulah Android One hadir untuk mengatasi masalah itu. Android One hadir dengan perspektif yang berbeda", kata Caesar Sengupta, Vice President of Product Management Google dalam jumpa pers di kantor Google Indonesia, Rabu (4/2/2015).
Spesifikasi
Android One dilengkapi dengan perangkat keras yang mumpuni seperti prosesor quad-core 1,3 GHz, RAM 1 GB, kamera utama 5 MP dan kameran depan 2 MP, layar 4,5 inci, fitur Dual SIM, radio FM, dan slot kartu micro SD untuk ekstra ruang penyimpanan.
Di lini chipset, Google mendapat dukungan dari Qualcomm dan MediaTek untuk perangkat-perangkat berbasis Android One. Qualcomm adalah produsen chipset ternama di dunia, sedangkan MediaTek terkenal sangat besar di Asia.
Ponsel Android One juga dapat digunakan untuk mengakses lebih dari 1 juta aplikasi di Google Play untuk berkirim pesan dengan teman, melakukan video call, bersosialisasi, memantau berita dan perkiraan cuaca, serta bermain game. Beragam aplikasi Google seperti Gmail, Google Maps, YouTube, Google Search, dan Google Translate juga sudah terpasang di dalam ponsel.
Aplikasi Google Search dan Google Translate bahkan sudah dilengkapi fitur masukan suara dalam Bahasa Indonesia. Jadi pengguna hanya perlu mengucapkan istilah yang ingin ditelusuri atau diterjemahkan tanpa perlu mengetik.
Baca Juga: